Miatul Khoir

Kisah ini tentang mereka, para perempuan padang. Satu kisah perempuan, Fatmawati bangsawan sejati anti poligami Melalui jari-jari mungilnya telah lahir pusaka indonesia, sang merah putih. Ia adalah rumah bagi sang proklamator sebelum datangnya sosok hartini. Bahkan setelah pengabdiannya disamping kekasih, sampai akhir ia tegas melangkah pergi memenuhi keyakinannya untuk tak meghinakan sesama dalam balutan poligami. Kisah lainnya, hayatie sang bunga padang yang memilih pergi dari tahta hati seorang pujangga Untuk sebuah keyakinan ridhollohi, Tak pelak sebuah keajaiban malah berahir tenggelam pahitnya dendam sang terkasih Hayatie Masih dengan segenggam cinta seorang gadis yang tubuhnya telah di tandai Cinta yang akhirnya membawa duka dan manis dalam satu masa. Satu masa dimana perempuan terkarma oleh cinta. Kisah perempuan berahiran ti dengan cinta dan keyakinannya.

Ada banyak wanita di sekelilingmu yang lebih cantik parasnya Ada banyak wanita di sekitarmu yang lebih pandai pengetahuannya Lebih dari semua itu, tidak sedikit wanita yang menghampirimu dengan keagamaannya. Maka apalah dayaku yang hanya bisa berusaha menjaga etikaku kang. Gadismu ini tidak pandai memasak. Gadismu ini bisanya menyusun strategi dan menegement. Dan semakin ku rasa jauh dirimu  Menjadikan keraguanku melonjak terlalu. Engkau yang kadang datang lalu pergi. Seakan akan diriku hanya dwipadmi. Dari semua hal itu bagaimana aku bisa bersikap kang??

Suatu masa dimasa silam, aku pernah bertahan sekuat-kuatnya untuk seseorang, seseorang yang membuat senyum terus ku pajang Bahkan separuh waras kuabaikan. Gadis perisainya lalu selirnya aku menjadi apa pun asal masih bisa dengannya, dengannya yang tidak memberiku status berharga. Agar semua yang kuinginkan dapat kumiliki, aku membutakan diri sebuta-butanya Menjadi tuli untuk segala perkara yang melemahkan dada. Aku ingin dia, kuperjuangkan dia sekencang-kencangnya berlari dan mengejarnya. Hingga tersungkur aku setengah mati. Tapi aku masih disini dengannya, memenuhi permintaannya untuk tidak menghilang jauh darinya. Kuharap rasaku masih bertahan untuk menatap mata dan senyumnya, agar semua ini berahir dengan bahagianya.

Tanggal empat bulan tujuh Terlalu biasa menjadi kesukaan dalam satu tubuh Sampai hari ini yang membuat sesak, meringkuk dan terjatuh Tanggal empat bulan tujuh Iya, namanya laura gadis mu yang menjadikanmu pria luluh Dan gadismu yang lain tak bisa lagi menderang tabuh Tanggal empat bulan tujuh Gadis perisaimu yang telah memilih rubuh Di tengah tangis hirup pikuk tergenang rasa runtuh Tanggal empat bulan tujuh Beralih hilang janjimu yang kau bisikan tuk membuat lukanya sembuh Sayatan lalu yang tersembunyi bertambah gemuruh Olehmu pria yang di kaguminya hingga tertambat hatinya tumbuh Dan sekarang, bersarang daisy di langkahnya rapuh Namun ia masih seperti dahulu, mata berbinar memandangmu sayang penuh Ia masih menyukaimu seperti hal fatehahnya untukmu di sebelum subuh.