Perempuan untuk Generasi
Ketapang Sampang, dari kecamatan ini aku berasal lalu menjadi bagian dari pergerakan -Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sejak 2016 MABA.
Waktu berganti, bermacam-macam kaderisasi kulakukan melacurkan diri ke dalam organisasi-organisasi perkembangan. Melihat perjalanan perempuan yang telah beralih menjadi pembeda dari pendahulunya. Sekarang telah banyak perempuan memadukan Intelektual dan Kecantikan dengan motto gabungan cantik dan cerdas.
Tapi kemarin malam aku terintervensi oleh PKC Jatim bahwa cantik dan cerdas saja tak cukup tak kubantah karna hidup memang terdiri dari banyak unsur dan perempuan harus mampu multi action dalam semuanya sebagai anak, sebagai istri, sebagai pendidik, sebagai bagian dari masyarakat dan sekarang sebagai the part of Movement.
Sampangku malang sejak kemarin tertimpa banyak kejadian, kasus guru budi, kasus pencabulan anak pengarengan oleh guru dan kasus pencabulan anak umur 7 tahun di Bira Timur. Aku bingung bagaiman cara memutus rantai kejadian ini agar tak terulang.
Advokasi adalah solusi pertama yang terfikir dan pada kesempatan lalu aku turlab, bergabung bersama banyak aliansi salah satunya Jaka Jatim, Gamasa dan lain-lain. Tapi apakah dengan memegang poster kecaman tinggi-tinggi di depan gedung Pengadilan dan bentrok melawan Polwan adalah yang terpenting?? sedang aku tak melihat keadaan korban maupun spikisnya, hanya membantu menerapkan keadilan. Jadi adakah sekarang dirinya sembuh? mampu menulis dan bersekolah seperti yang kulakukan sekarang? Aku tak tahu. Meringis tanpa suara mencoba melupakan semua yang tertangisi oleh langit. Beginilah pengecutnya aku, sekejam memberikan sepeda kepada mereka yang tak punyai kaki.
Dalam frustasi aku ingin bangkit kembali membawa pilihan yang lain tak ingin lagi harapan yang sia-sia. Guru Honorer inilah provesi yang kupastikan saat ini untuk membagi ilmu kepada generasiku, wajibun itulah janjiku.
"Kamu menjadi honorer berarti kamu hanya ingin honornya" kembali aku terdamprat PKC sambil tersenyum kecut karna beliau benar tapi aku juga tak terima. Honor ini adalah hak ibuku untuk mengetahuinya dan agar berhenti menghawatirkanku, juga aku senang melihat anak-anakku menulis dan berimajinasi tentang soal-soal dunia diluar sana. Di waktu inilah mereka meraba dunia bersamaku, mengantarkan mereka ke pintu gerbang dunia. Sehingga aku tak setuju suasana seperti ini disebut hanyalah karna aku ingin honor seperti yang diucapkan beliau, Dari sinilah kesan bulshitku pada Beliau dimulai.
Maafkan kadermu senior karna mendidik adalah pilihanku untuk berperan, Jadi silahkan cari kader lain yang ingin kamu jadikan seperti harapanmu. karna aku lebih senang meneruskan perjuangan Rasulullah untuk membenahi mental dan ahlak. Dan karna aku ingin menjadi hebat dimata generasiku yang lebih hebat.
#Namikaze
#ForSenior
Komentar
Posting Komentar