Kehilangan Makna Ber-PMII

 

Kehilangan Makna Ber-PMII: Melihat Kembali Makna dan Relevansi Kaderisasi

Dua tahun terakhir setelah demis dari PC PMII Sampang. Tidak sedikit kader menemui memey dengan keluhan yang hampir sama, bahwa mereka tidak menemukan alasan untuk bertahan dalam PMII baik dalam kaderisasi ataupun meneruskan estafet kepengurursan.

Menyaksikan fenomena yang semakin meresahkan: banyak kader muda yang mulai mengendur semangatnya, merasa “cukup” dalam melanjutkan proses kaderisasi. Banyak yang menilai, semakin hari, makna PMII sebagai organisasi yang berperan penting dalam membentuk karakter dan nilai perjuangan kadernya semakin samar. Mereka merasa kehilangan arah dan manfaat nyata dari keterlibatan mereka dalam organisasi ini.

Mengapa Kader Menjauh?
Alasan yang melatarbelakangi hilangnya minat ini beragam. Mulai dari adanya perasaan kurang minat, rasa tidak nyaman akibat diskriminasi senior, hingga sakit hati karena konflik internal dengan teman seorganisasi. Bagi sebagian kader, mereka merasa bahwa PMII belum sepenuhnya menawarkan manfaat nyata yang bisa dirasakan. Padahal, di masa lalu, PMII dikenal sebagai wadah yang mengajarkan tentang kepemimpinan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap masalah sosial. Jika diperhatikan, semua ini kembali pada satu faktor utama: belum terbentuknya pemaknaan yang kuat di benak kader atas arti dan tujuan keberadaan PMII.

1. Relevansi Nilai-Nilai PMII yang Tergerus
Nilai-nilai Islam dan nasionalisme yang menjadi fondasi PMII mungkin masih diajarkan dalam teori, namun apakah nilai-nilai ini benar-benar dijalankan dalam praktik? Dalam dunia yang terus berubah, para kader juga butuh contoh nyata, kegiatan yang relevan, serta kontribusi yang dapat langsung dirasakan baik bagi pengembangan diri maupun lingkungan sekitar. PMII harus menyadari bahwa makna organisasi tidak cukup hanya ada dalam slogan atau simbol, melainkan dalam tindakan nyata yang dirasakan oleh kader dan masyarakat.

2. Relasi Senior-Junior yang Kurang Membangun
Kaderisasi yang dilakukan oleh para senior idealnya membangun dan memberikan contoh yang baik, namun justru sebaliknya terjadi ketika senioritas disalahartikan sebagai hak untuk mengendalikan. Ada kader yang merasa tertekan oleh adanya diskriminasi dalam relasi antara senior dan junior. Ketika organisasi yang seharusnya memberikan rasa nyaman malah menjadi tempat tekanan, tentu kader akan berpikir ulang untuk bertahan. PMII sebaiknya mulai memperbaiki hubungan antar anggotanya, menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan menjunjung kesetaraan.

3. Manfaat yang Dirasa Semu
Bagi sebagian kader, keberadaan di PMII masih belum memberikan dampak langsung bagi perkembangan diri, baik dalam aspek kepemimpinan, jejaring, maupun kemampuan praktis yang dapat digunakan di luar organisasi. Mengikuti organisasi bukan hanya soal menambah teman atau menuntaskan kewajiban, tetapi juga soal mencari tempat untuk berkembang dan berkontribusi secara nyata. PMII dapat merancang kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah nyata, baik melalui pelatihan, pemberdayaan komunitas, atau kegiatan kolaboratif yang meningkatkan kapasitas diri.

Menumbuhkan Kembali Makna Ber-PMII
Untuk mengembalikan semangat dan makna dalam organisasi, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan PMII di Sampang:

  • Menguatkan Nilai-Nilai dengan Relevansi yang Jelas: Program kaderisasi dan kegiatan harus dikaitkan dengan masalah-masalah aktual yang dihadapi kader dan masyarakat. Membangun program yang berfokus pada isu sosial atau pelatihan keterampilan praktis akan menjadikan kaderisasi PMII relevan dan bermanfaat.
  • Menciptakan Lingkungan yang Inklusif dan Saling Menghargai: Pendekatan yang lebih ramah antara senior dan junior akan menciptakan iklim organisasi yang suportif dan nyaman bagi kader. Lingkungan yang saling mendukung akan mengurangi rasa sakit hati atau perasaan tidak dihargai, sehingga kader lebih termotivasi untuk melanjutkan perjalanannya di PMII.
  • Memperkuat Program yang Memberikan Kebermanfaatan Nyata: Pelatihan kepemimpinan, kolaborasi proyek sosial, dan kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh kader akan menambah rasa bangga kader terhadap PMII. Ketika kader merasakan manfaat yang nyata, loyalitas dan komitmen mereka pun akan bertumbuh.

Kehilangan makna ber-PMII adalah tantangan yang nyata, namun juga menjadi peluang untuk berbenah dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Dengan menghadirkan program yang relevan, membangun hubungan yang suportif, dan menekankan pada kebermanfaatan nyata, PMII akan kembali menjadi organisasi yang tidak hanya menarik bagi generasi muda, tetapi juga bermakna dan berdampak positif. Maka, mari jadikan PMII tempat di mana kader dapat merasa tumbuh, dihargai, dan menjadi bagian dari gerakan yang relevan bagi masyarakat dan bangsa.

Tertanda,

_Miatul Khoir

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay Ke PMII-an

Strategi Pengembangan Kader- Artikel PKL-I PMII Sampang

Tipe tipe orang bertanya