Mengurai Diri Bersama PMII: Self-Improvement
Saat bertemu
kader-kader baru saya ingat, saat pertama kali melangkah ke dunia PMII, saya
bukanlah seseorang yang sudah terbiasa berbicara di depan orang lain, apalagi
mampu mengonfrontasi hal-hal yang berbeda dari pandangan saya. Justru
sebaliknya, saya datang dengan segala kekakuan dan kebingungan. Tapi alhamdulillahnya
saya orang yang pantang mundur, di sinilah perjalanan self-improvement saya
dimulai, dan di sinilah saya pelan-pelan mulai memahami diri sendiri.
Melihat kader
yang unyu-unyu ketika bertanya, bagaimana caranya bisa lancar bicara didepan
umum bk? Gimana caranya biar gak gugup bk?. Jujur saya hanya bisa sumringah dan
mengatakan “Sebenarnya hal itu muncul karna kita takut. Pertanyaannya Manusia
mana yang tidak takut melakukan kesalahan ketika berbicara didepan umum? Mbak pikir
gak ada. Sepertinya kita salah kapra menganggap bahwa ketiadaan rasa takut itulah
berani. Padahal sebaliknya, berani adalah tetap melangkah meskipun membawa
segudang rasa takut. Jadi kalau senior minta kamu yang maju, maju aja.”
Artikel kali
ini saya mau berbagi cara saya mengembangkan diri di PMII, pertama sebagai
kader mungkin kita sering diminta oleh senior untuk mensegerakan kaderisasi
seperti saat diminta segera ikut PKD padahal baru tiga hari yang lalu pulang
dari MAPABA Atau diminta MAPABA lagi padahal sudah dua kali MAPABA. Kalau tanpa
sikap kritis mungkin kita akan beranggapan untuk apa buang-buang materi? Buang-buang
waktu? Toh materinya sama atau bisa jadi pematerinya itu-itu saja. Benar, semua
anggapan kita itu benar. Tapi ada hal yang memang luput dari lintas pikir kita
yaitu kesempatan untuk mengulang tantangan hingga terbiasa dengan kondisi itu. Hal
inilah yang sebenarnya para senior ingin kita merasakannya.
Apa saja
yang saya lakukan untuk mengembangkan diri dalam proses berkali-kali?
Langkah
pertama adalah belajar memahami sesuatu. Saya ingat perasaan bingung setiap
kali diskusi digelar, dan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar sering membuat
kepala berputar. Namun, dari diskusi inilah saya belajar untuk lebih banyak
mendengar. PMII mengajarkan saya untuk tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi
juga menangkap makna di baliknya. Sering kali, yang diucapkan hanyalah bagian
kecil dari pemikiran besar yang ingin disampaikan. Dari proses ini, saya
menyadari bahwa untuk bisa memahami sesuatu, kita harus siap menerima ide baru,
bahkan jika itu bertentangan dengan pandangan pribadi. Proses ini membuka
wawasan, mengajarkan saya untuk berpikir secara luas dan merangkul berbagai
perspektif.
Setelah
mulai memahami, saya lanjut ke fase belajar menyampaikan sesuatu. Ini mungkin
terlihat sederhana, namun menyampaikan pendapat secara efektif adalah tantangan
tersendiri. Diskusi demi diskusi melatih saya untuk berbicara dengan percaya
diri, tetapi lebih dari itu, saya belajar bagaimana cara agar gagasan saya bisa
diterima dengan baik oleh orang lain. Setiap kali saya menyampaikan pandangan,
saya mencoba untuk mengatur kata-kata agar pesan yang saya sampaikan tidak
hanya terdengar, tapi juga dipahami dan diterima.
Tahap
terakhir yang saya pelajari adalah mengonfrontasi sesuatu. Mengonfrontasi bukan
berarti memicu konflik, tetapi bagaimana kita bisa mempertahankan nilai atau
ide yang kita yakini, meskipun mendapat tantangan. Ini adalah proses yang
menuntut kedewasaan, bagaimana kita tidak hanya bersikukuh pada pendapat
pribadi, tetapi juga terbuka pada kemungkinan perubahan dan berani mengakui
jika ada kekurangan pada pandangan kita. Dalam banyak kesempatan, saya belajar
bahwa mengonfrontasi dengan cara yang tepat bisa menjadi sarana untuk mencapai
pemahaman bersama.
Dalam
perjalanan ini, PMII bukan hanya tempat belajar organisasi atau kepemimpinan
bagi saya, tetapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan bagaimana memahami,
menyampaikan, dan mempertahankan prinsip dengan bijak. Self-improvement adalah
proses yang tak pernah berhenti, dan dengan pondasi yang saya bangun di PMII,
saya merasa lebih siap menghadapi realita dan tantangannya. Semoga kamu yang
membaca ini juga mampu melakukan itu. See you…
Komentar
Posting Komentar