Postingan

Happy International Women's day : Antara Cinta, Tuntutan, dan Peran yang Dibentuk

Gambar
Kemarin, saya berulang kali melihat lagu "Labour" berseliweran di beranda TikTok. Liriknya kuat, mengisahkan peran double burden yang selama ini menjadi beban bagi perempuan. Dalam lagu itu, perempuan digambarkan tidak hanya bekerja, tetapi juga terus diminta memenuhi ekspektasi yang kadang melelahkan. Sebagai perempuan, saya hanya bisa mengatakan bahwa tuntutan adalah sesuatu yang pasti bagi setiap manusia, entah laki-laki maupun perempuan. Kehidupan memang berjalan sesakit itu. Namun, bagaimana kita meresponsnya adalah kunci utama. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah memberikan makna pada setiap peran yang kita jalani. Saya sering menemukan diri saya secara spontan memasak untuk paman atau ipar ketika ibu dan bibi tidak ada di rumah. Saya juga kerap memastikan persediaan air dalam kulkas tetap ada agar mereka lebih mudah mengambilnya. Padahal, saya bukan orang yang suka ribet dengan urusan orang lain, dan saya pun bukan ahli dalam memasak. Dari situ, saya mulai memahami ...

Reminder : Membangun Kembali Etika Kader

Gambar
  Beberapa waktu lalu saya diundang untuk mengisi acara, tidak banyak yang diminta junior saya, hanya beberapa motivasi dan cerita-cerita pengalaman organisasi. Namun paling penting yang harus disampaikan adalah penguatan internal dan semanagt juang untuk menunjang roda organisasi. Setelah melakukan perjalanan bersama, banyak kejadian-kejadian menarik yang saya rasakan. Kemudian saya menjadi resah, sepertinya perjalanan ini tidak cukup hanya dengan saya memberikan kesan-pesan dan motivasi saja. Sebagai seseorang yang telah melewati berbagai fase dalam organisasi, saya tak bisa menghindari rasa prihatin terhadap perubahan sikap dan perilaku kader yang pada saat itu semakin terlihat menjauh dari nilai-nilai yang seharusnya mereka miliki. Dulu, saya selalu percaya bahwa etika adalah salah satu fondasi utama dalam membangun karakter seorang kader. Namun kini, saya melihat ada transformasi yang membuat nilai-nilai itu seolah memudar, digantikan dengan budaya yang lebih mengedepankan...

Spri-tai-litas: Memahami Prinsip Ikhlas dari feses manusia

Gambar
               Sebenarnya pagi ini mood memey masih sama berantakannya seperti kemarin. Proposal tidak tersentuh, tanggungan toko menumpuk, gak pegang uang banyak, dan masalah-masalah lain yang bikin gak minat ngapa-ngapain. Kemungkinan efek gak move on lebih mendominasi, bisa jadi.             03.57, Memutuskan buka podcase Fellexandro Ruby karna males baca buku, akhirnya ketemu pembahasan ‘Spri-tai-litas’ . Hah? Gak salah nulis? Gak kok emang insight point yang diambil memey itu. Spritailitas diambil dari penggalan ‘ Sikat Gigi’ dalam buku Filosofi Kopi. Jadi, analogi ini digambarkan oleh penulis sebagai proses manusiawi yang dialami manusia setiap hari, dan dari proses itu diambilah pembelajaran kehidupan untuk merilekskan hidup yag chaos. Yuk kita bahas. Pernah gak kita mikir tentang seberapa banyak pembelajaran yang bisa kita ambil dari hal-hal yang terkesan biasa? Sesuatu yang mung...

Mengurai Diri Bersama PMII: Self-Improvement

Gambar
  Saat bertemu kader-kader baru saya ingat, saat pertama kali melangkah ke dunia PMII, saya bukanlah seseorang yang sudah terbiasa berbicara di depan orang lain, apalagi mampu mengonfrontasi hal-hal yang berbeda dari pandangan saya. Justru sebaliknya, saya datang dengan segala kekakuan dan kebingungan. Tapi alhamdulillahnya saya orang yang pantang mundur, di sinilah perjalanan self-improvement saya dimulai, dan di sinilah saya pelan-pelan mulai memahami diri sendiri. Melihat kader yang unyu-unyu ketika bertanya, bagaimana caranya bisa lancar bicara didepan umum bk? Gimana caranya biar gak gugup bk?. Jujur saya hanya bisa sumringah dan mengatakan “Sebenarnya hal itu muncul karna kita takut. Pertanyaannya Manusia mana yang tidak takut melakukan kesalahan ketika berbicara didepan umum? Mbak pikir gak ada. Sepertinya kita salah kapra menganggap bahwa ketiadaan rasa takut itulah berani. Padahal sebaliknya, berani adalah tetap melangkah meskipun membawa segudang rasa takut. Jadi kala...

Kehilangan Makna Ber-PMII

Gambar
  Kehilangan Makna Ber-PMII: Melihat Kembali Makna dan Relevansi Kaderisasi Dua tahun terakhir setelah demis dari PC PMII Sampang. Tidak sedikit kader menemui memey dengan keluhan yang hampir sama, bahwa mereka tidak menemukan alasan untuk bertahan dalam PMII baik dalam kaderisasi ataupun meneruskan estafet kepengurursan. Menyaksikan fenomena yang semakin meresahkan: banyak kader muda yang mulai mengendur semangatnya, merasa “cukup” dalam melanjutkan proses kaderisasi. Banyak yang menilai, semakin hari, makna PMII sebagai organisasi yang berperan penting dalam membentuk karakter dan nilai perjuangan kadernya semakin samar. Mereka merasa kehilangan arah dan manfaat nyata dari keterlibatan mereka dalam organisasi ini. Mengapa Kader Menjauh? Alasan yang melatarbelakangi hilangnya minat ini beragam. Mulai dari adanya perasaan kurang minat, rasa tidak nyaman akibat diskriminasi senior, hingga sakit hati karena konflik internal dengan teman seorganisasi. Bagi sebagian kader, merek...

Penurunan Kuantitas Kader di PMII: Analisis Mendalam terhadap Faktor Penyebab dan Solusi

Gambar
      Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang telah lama berperan dalam pengembangan karakter dan kepemimpinan generasi muda di Indonesia. Sebagai organisasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, PMII memiliki misi untuk membentuk kader yang tidak hanya memiliki intelektual, tetapi juga karakter yang baik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, PMII mengalami penurunan kuantitas kader yang signifikan. Fenomena ini menjadi perhatian serius, karena dapat mengurangi dampak dan kontribusi organisasi terhadap masyarakat dan bangsa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab penurunan kuantitas kader serta solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini.   A. Faktor Penyebab Penurunan Kuantitas Kader 1. Perubahan Minat dan Prioritas Mahasiswa Perubahan pola pikir dan karakteristik mahasiswa generasi milenial dan Z menunjukkan bahwa mereka lebih memilih kegiatan yang langsun...

Perbedaan Paham Feminisme dan Penghormatan Perempuan dalam Islam

Gambar
    Feminisme dan pandangan Islam mengenai perempuan adalah dua paham yang sering dibahas dalam konteks kesetaraan gender. Meskipun keduanya berfokus pada peningkatan status dan hak perempuan, mereka memiliki pendekatan dan prinsip yang berbeda. Feminisme sering kali menekankan pada penuntutan hak-hak perempuan dalam kerangka sosial dan politik yang luas, sementara Islam menawarkan pandangan yang lebih holistik mengenai penghormatan dan peran perempuan dalam masyarakat. Dalam essay ini, kita akan membahas perbedaan antara paham feminisme dan penghormatan perempuan yang diajarkan dalam Islam, serta dampak dan implikasi masing-masing paham dalam kehidupan perempuan.   Paham Feminisme   Feminisme adalah gerakan sosial dan pemikiran yang berjuang untuk hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Feminisme muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan yang dialami perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Ada beberapa aliran...