Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Konfercab ala calling-calling

01 juni 2018 Bertepatan dengan hari  Pancasila, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sampang menggelar Konfrensi Cabang (Konfercab) yang merupakan rapat tertinggi dalam kepengurusan Cabang. Abd. Rohman selaku Mandataris terpilih Ketua PC PMII Sampang dengan perolehan suara 4:2 atas Moh. Faddol, akan memimpin seluruh Kader Sampang hingga 2019 mendatang. Akhirnya PMII Sampang mempunyai Ketua Baru setelah lamanya Konfercab terabaikan, Namun disayangkan sekelas konfercab usai tidak seperti yang diharapkan oleh kader-kader barunya. Konfercab yang harusnya difasilitasi oleh pengurus cabang malah dimotori beberapa pihak, Kader Baru menjadi sedih Namun yang lebih menyedihkan lagi adalah kenyataan Kader lama menerima saja apa yang diberikan, mereka sudah diperkosa jiwanya, Jiwanya yang bebas telah terkikis. Dan kemungkinan sekarat. Kami marah tapi kesedihan melebihi panas kemurkaan ini, sejak MAPABA seluruh kader diajari membebaskan diri tapi apa yang terjadi di...

Sajak kecil usai terlelap

Gambar
____________________________ Hai dikau penunggu bait Sedikit aku terharu mendengar kagummu Walau sedikit aneh namun sejuk terdengar ditelingaTak henti kau memuji sampah imajinasiku Malam bisu usai kau terlelap Dengan kata terakhir aku capek, aku gerah, aku kedinginan, aku ingin tidur Hingga kantuk memanggil pelupuk mata indahmu Dan akhirnya ingin aku tulis tentangmu Tak kuduga kau begitu lihai memancing asa Dengan asa jua aku ucapkan dengan tulus Aku jatuh pada manjamu, mengantarmu terlelap pada malam Sorak malam seketika hampa pada bait terakhirmu Sepertinya aku benar-benar jatuh Engkau membawa duka mejauh Menganti sajak dalam lelapmu Menabur bintang pada sunyi hiruk malamTak ada lagi kata manis Selain engkau bermanja usai lelah dan terlelap Penaku hidup kembali Tintamu menyusun bait menjadi sajak, sajakku kian memanjang Aku kira engkau hanya sebatas lewat saja Namun aku salah menuangkan imajinasi Engkau penunggu oretan tak sempurnaku Dan menikmati setiap curahan...
Kembali, 23 april 2018 Aku beranjak kembalikan warasku Entahlah kali ini mengharukan atau malah mengenaskan Hanya senior bobob yang berhak menilai. Baru sebentar, hujan sudah menyapaku Aku tak suka bahkan tidak mengharap hadirnya. Kami basah kuyup namun kesalku masih pada pak kom & abang2ku, bahkan setelah beberapa kali terciprat Puncaknya aku misuh tapi bukan karna hujan ataupun lubang2 jalan. Lampu sepeda buram, lampu jalan padam disambut cahaya langit yang menggelegar. Aku tersenyum sinis, semoga saja malaikat melewati gigiku yg terlihat. Darma wanita persatuan didepannya kami berteduh, tapi patnerku telah menggigil entah itu toilet maupun BBM keduanya adalah primer sekarang. Aku terus melantunkan bahasa, Lega rasanya merasakan hangat air toilet karna ditempat lain beberapa hal kelebihan panas sampai rasanya dongkol. Harum gurih tercium indra apakah ini bagian panggilan dari setan?? kupikir iya, karna perutku terlilit dan yang bisa ku makan hanyalah bau tanah te...
Perempuan untuk Generasi Ketapang Sampang, dari kecamatan ini aku berasal lalu menjadi bagian dari pergerakan -Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sejak 2016 MABA. Waktu berganti, bermacam-macam kaderisasi kulakukan melacurkan diri ke dalam organisasi-organisasi perkembangan. Melihat perjalanan perempuan yang telah beralih menjadi pembeda dari pendahulunya. Sekarang telah banyak perempuan memadukan Intelektual dan Kecantikan dengan motto gabungan cantik dan cerdas. Tapi kemarin malam aku terintervensi oleh PKC Jatim bahwa cantik dan cerdas saja tak cukup tak kubantah karna hidup memang terdiri dari banyak unsur dan perempuan harus mampu multi action dalam semuanya sebagai anak, sebagai istri, sebagai pendidik, sebagai bagian dari masyarakat dan sekarang sebagai the part of Movement. Sampangku malang sejak kemarin tertimpa banyak kejadian, kasus guru budi, kasus pencabulan anak pengarengan oleh guru dan kasus pencabulan anak umur 7 tahun di Bira Timur. Aku bingung bagaiman car...

Dia-mu

Gambar
Aku terus bersajak Entah sekedar menyukaimu di dalamnya Atau, menumpahkan rasa atas bisuku Kau bilang Dia, sampai aku ingin menjadi Dia Siapa Dia, diantara kitapun hanya kamu ketahuinya Entah aku yang Dia, atau Dia yang sama sekali bukan aku Tapi keduanya adalah sama rumitnya bagiku Entah aku yang cemburu atau aku yang gelisah Diantara kita hanyalah persaudaraan dalam makna selain itu bukan dan tak boleh jadi siapa

Gawat

Gambar
Tak ada rasa sampai kutemukan kakiku bisa split Persaudaraan tanpa darah membiusku pada gelisah Sering kali waktu buktikan blushingku Diantara tunduk, pipi dan hal yang memulai gemuruh Beberapa hal berubah menggaduh aku khawatir sampai "Aduh gawat!" dan aku terlewat Ini bukan seperti aku, Tapi hal tergila yang terpikir Bagaimana jika kusentuh wajahnya Seperti apakah lembut bibirnya Aku suka saat dia seenaknya saja Apalagi berdua di gelanggang terbuka

Aku gila

Gambar
Frustasi yang tak pernah hilang Kesenangan yang tak akan memudar Bahwa Aku terbayang dipeluk dua dari dua-duanya Tentang sepatah mungkin dua sampai tiga kata Seandainya ayahku waras tentu aku bukan seorang aktifis Melainkan perempuan yang memasak nasi didapur mertua Seandainya ayahku waras tentu aku bukan @MeyNamikaze sie gadis tomboy Pantura Melainkan gadis yang hanya diam menggores kata diatas kertas hati Seandainya ayahku waras tentu aku bukan Mbak Memey bagi daun biruku Melainkan segelintir eksistensi dari sebuah waktu Takkan lebih Hilang asa Habis masa

31 Desember 2017

Gambar
Malam kebersamaan di akhir tahun yang membuatku tidak berhenti menebar senyum. Aku sadar bahagiaku tak besar, cukup dengan usapan tangannya dipucuk kepalaku. Aku senang sampai rasanya aku akan lupa bahwa dia adalah satu dari bagian larangan yang tak mungkin ku putuskan. Aku senang meski hal ini sesederhana yang ku pikirkan, karna ini bukan tentang rasa yang tak sampai, karna ini bukan rasa sebelah tangan tapi karna aku dan dia, kita berdua adalah Saudara.